Olah Suweg, Mahasiswa UB Wujudkan Gerakan Mandiri Pangan Desa

    Olah Suweg, Mahasiswa UB Wujudkan Gerakan Mandiri Pangan Desa
    Pelatihan Budidaya Suweg

    MALANG - Mahasiswa UB mewujudkan desa swasembada pangan di Desa Ngingit Kecamatan Tumpang Kabupaten Malang dengan memanfaatkan potensi lokal yaitu tanaman suweg, Kamis (25/8/2022). Program swasembada pangan tersebut Program Gerakan Mandiri Pangan (KAMPA).

    Pelaksanaan program ini menggandeng kelompok Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) yang mencakup kurang lebih 30 orang di Desa Ngingit. Program CAMPA dilaksanakan pada bulan Juli - Agustus 2022.

    Pelaksanaan program berupa sosialisasi KAMPA dan pelatihan budidaya suweg, pelatihan pembuatan tepung suweg, pelatihan pembuatan kue , mie, bakso, dan sereal dari tepung suweg, dan pelatihan pengemasan serta pemasaran produk olahan. Wujud dari swasembada pangan dalam program ini adalah penggunaan tepung terigu dan kanji pada produk lokal tepung suweg.

    Tim bersama Dosen Pembimbing

    Lima mahasiswa UB tersebut adalah Mochammad Yosi Pratikno, Yasma Aziza Ul Akrimah, Endryana Seftianingtyas, Siva Nur Alfia, dan Bayu Hangga Triyo Eko Putro dari Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Di bawah bimbingan Dr. Dra. Ani Budi Astuti, M.Si Yosi dan kawan-kawan berhasil menjadi satu dari tiga peraih pendanaan dalam Program Kreativitas Mahasiswa skema bidang Pengabdian Masyarakat (PKM-PM) yang dikelola oleh Kementerian Ristekdikti. Melalui program ini mereka juga berhasil memecahkan permasalahan berupa oleh masyarakat Desa Ngingit melalui potensi lokal berupa suweg.

    Produk olahan yang dibuat dengan tepung suweg memiliki keunggulan yaitu kandungan glikemik yang rendah. Seperti yang diketahui bahwa suweg merupakan tanaman yang memiliki potensi besar sebagai bahan pangan alternatif. Tanaman ini memiliki beberapa kandungan, seperti alkanoid, tanin, flavonoid, protein, asam amino, sterol dan terpenoid, karbohidrat, lemak, dan minyak. Selain itu, suweg juga memiliki kadar pati yang tinggi, yaitu sebesar 18, 44 persen dengan kandungan kadar amiloprotein yang tinggi, yaitu sebesar 75, 5 persen. Tanaman ini juga dapat bermanfaat dalam menyembuhkan penyakit anemia, bronkitis, obat asma, obat disentri, dan dapat digunakan sebagai makanan pokok untuk penderita diabetes..

    Dengan program ini selain dapat menjadikan Desa Ngingit sebagai desa swasembada pangan tetapi juga mewujudkan UMKM desa yang dikelola oleh ibu-ibu PKK. Program KAMPA juga akan dijadikan sebagai program pembangunan agar dapat membangun desa wisata suweg yang ikonis.

    “Kegiatan yang dilakukan sangat bermanfaat karena biasanya suweg disini digunakan untuk perkedel dan gethuk saja, ternyata bisa dibuat tepung yang rendah glikemik sehingga bila dijadikan sebagai olahan sehat yang bisa mencegah diabetes melitus, ” ujar Lik Astutik selaku ketua PKK desa Ngingit. (tim/siti rahma)

    malang
    Achmad Sarjono

    Achmad Sarjono

    Artikel Sebelumnya

    Doktor Mengabdi Terapkan Inseminasi Buatan...

    Artikel Berikutnya

    Polres Malang Berhasil Ungkap Kebun Ganja...

    Berita terkait

    Rekomendasi

    Mengenal Lebih Dekat Koperasi
    Hendri Kampai: Jika Rp.1000 per Hari Duit Rakyat untuk Kesehatan, Kira-kira Cukup Gak?
    Hendri Kampai: Ujian Nasional, Standar Kompetensi Minimal Siswa dan Cerminan Keberhasilan Guru
    Hendri Kampai: Swasembada Pangan, Menjadi Tuan Rumah di Ladang Sendiri!
    Hidayat Kampai : Menelusuri Dunia Kecerdasan Buatan untuk Menyusun Karya Ilmiah

    Ikuti Kami